Belanja online menyalip penjualan ritel bata-dan-mortir untuk pertama kalinya, karena e-commerce terus tumbuh dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut laporan baru-baru ini oleh Biro Sensus A.S., penjualan online di Amerika Serikat mencapai angka tertinggi baru sebesar $791,7 miliar pada tahun 2020, meningkat 32,4% dari tahun sebelumnya. Eits udah pada tau belum nihhh?? Kalau ada game yang bisa menggandakan uang anda loh secara aman, seru, dan juga terpercaya, dimana lagi kalau bukan di aladdin slot.

Lonjakan penjualan online ini dapat dikaitkan dengan pandemi COVID-19, yang memaksa banyak bisnis untuk menutup sementara etalase fisik mereka dan menyebabkan peningkatan belanja online yang signifikan. Dengan orang-orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, penjualan e-niaga naik ke ketinggian baru karena konsumen beralih ke belanja online untuk kebutuhan sehari-hari, bahan makanan, dan bahkan barang mewah.
Meskipun belanja online telah meningkat selama bertahun-tahun, pandemi telah mempercepat tren tersebut, dan para ahli memperkirakan bahwa tren tersebut akan terus berkembang bahkan saat dunia keluar dari pandemi. Faktanya, beberapa analis memperkirakan bahwa e-commerce dapat mencapai 40% dari seluruh penjualan ritel pada akhir dekade ini.
Pergeseran menuju belanja online tidak hanya terbatas di Amerika Serikat, karena negara-negara di seluruh dunia juga mengalami peningkatan signifikan dalam penjualan e-niaga. Di Cina, misalnya, penjualan online menyumbang hampir seperlima dari seluruh penjualan ritel pada tahun 2020, sedangkan di Inggris Raya, penjualan online melonjak sebesar 46% pada paruh pertama tahun 2020.
Maraknya belanja online berdampak besar pada pengecer batu bata dan mortir tradisional, banyak di antaranya berjuang untuk mengikuti persaingan. Beberapa terpaksa menutup pintu mereka untuk selamanya, sementara yang lain harus menyesuaikan model bisnis mereka untuk tetap bertahan.
Banyak pengecer juga terpaksa berinvestasi besar-besaran di platform online mereka agar tetap kompetitif, yang menyebabkan lonjakan permintaan perangkat lunak dan teknologi e-niaga. Perusahaan seperti Amazon dan Shopify telah melihat harga saham mereka melonjak sebagai akibat dari ledakan belanja online, sementara pengecer tradisional seperti Walmart dan Target telah melakukan investasi yang signifikan dalam platform online mereka untuk mengikuti persaingan.
Munculnya e-commerce juga berdampak signifikan pada lapangan kerja, dengan banyak pekerjaan ritel tradisional digantikan oleh pekerjaan di industri e-commerce. Sementara beberapa orang berpendapat bahwa peralihan ke belanja online dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan secara luas di sektor ritel, yang lain menunjukkan bahwa hal itu juga dapat menciptakan peluang kerja baru di bidang-bidang seperti logistik, pengiriman, dan pengembangan perangkat lunak e-niaga.
Meskipun banyak manfaat dari belanja online, ada juga kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari e-commerce. Lonjakan penjualan online telah menyebabkan peningkatan limbah kemasan, serta peningkatan jejak karbon kendaraan pengiriman. Beberapa perusahaan telah menanggapi kekhawatiran ini dengan berinvestasi dalam metode pengemasan dan pengiriman yang berkelanjutan, sementara yang lain telah menerapkan kebijakan baru yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungannya.
Saat dunia terus bergulat dengan pandemi COVID-19, tren belanja online kemungkinan besar akan terus berlanjut. Meskipun pandemi telah memainkan peran utama dalam mendorong pertumbuhan e-commerce, hal ini juga menyoroti banyak manfaat belanja online, termasuk kenyamanan, aksesibilitas, dan kemampuan berbelanja dari kenyamanan rumah sendiri.
Apakah Anda sedang berbelanja bahan makanan, pakaian, atau elektronik, tidak dapat disangkal bahwa e-commerce telah selamanya mengubah cara kita berbelanja. Karena semakin banyak konsumen beralih ke belanja online, akan menarik untuk melihat bagaimana peritel tradisional beradaptasi dan berkembang agar tetap relevan di dunia yang semakin digital.