Dalam pelanggaran besar keamanan siber, operator saluran pipa AS, Colonial Pipeline, terkena serangan ransomware yang menyebabkan penutupan seluruh jaringannya. Serangan yang terjadi pada Jumat, 7 Mei itu menimbulkan kekhawatiran atas potensi kelangkaan bensin dan kenaikan harga di Pantai Timur. Ayo bagi anda yang ingin memutarkan uang anda dan ingin cepat mendapatkan keuntungan, ayo mampir ke Okeplay777 dan dapatkan keuntungan secara cepat segera.

slot online

Jalur Pipa Kolonial, yang membentang dari Houston ke Pelabuhan New York, adalah jalur pipa produk olahan terbesar di AS, membawa lebih dari 100 juta galon bensin, solar, bahan bakar jet, dan minyak pemanas setiap hari. Pipa itu membentang sepanjang 5.500 mil dan memasok bahan bakar ke bagian timur dan selatan AS.

Menurut pernyataan dari Colonial Pipeline, perusahaan tersebut menutup sistem saluran pipanya untuk mengatasi ancaman tersebut dan telah menyewa perusahaan keamanan siber pihak ketiga untuk menyelidiki serangan tersebut. Biro Investigasi Federal (FBI) juga telah dipanggil untuk menyelidiki insiden tersebut.

Serangan tersebut dikaitkan dengan grup ransomware bernama DarkSide, yang dikenal menargetkan perusahaan besar dengan serangan ransomware. Dalam kasus ini, para peretas mencuri data dari jaringan Colonial Pipeline dan mengancam akan melepaskannya kecuali jika perusahaan membayar uang tebusan. Jumlah pasti tebusan belum diungkapkan, tetapi diyakini dalam jutaan dolar.

Serangan Colonial Pipeline hanyalah yang terbaru dari serangkaian serangan dunia maya profil tinggi terhadap perusahaan dan infrastruktur AS. Pada Desember 2020, pemerintah AS mengumumkan bahwa peretas Rusia telah meretas beberapa lembaga pemerintah dan perusahaan swasta, termasuk perusahaan keamanan siber FireEye. Pada bulan Maret tahun ini, Microsoft mengungkapkan bahwa peretas China telah mengeksploitasi kerentanan dalam perangkat lunak email Exchange Server untuk mencuri data dari organisasi AS.

Insiden tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang kerentanan infrastruktur kritis AS terhadap serangan siber dan perlunya peningkatan investasi dalam keamanan siber. Presiden Biden telah mengumumkan keadaan darurat sebagai tanggapan atas serangan Jalur Pipa Kolonial, dan Departemen Perhubungan telah mengeluarkan deklarasi darurat yang memungkinkan pengemudi truk mengangkut bensin dan bahan bakar lainnya melalui jalan darat untuk mengatasi potensi kekurangan.

Serangan itu juga menyebabkan lonjakan harga bensin, dengan harga rata-rata bensin di AS melonjak 6 sen menjadi $2,96 per galon, tertinggi sejak November 2014. Menurut para ahli, dampak serangan terhadap harga dan pasokan bensin akan tergantung pada berapa lama pipa tetap ditutup.

Serangan Colonial Pipeline terjadi pada saat meningkatnya kekhawatiran atas ancaman keamanan siber terhadap infrastruktur penting AS. Pada bulan Februari, pemerintahan Biden mengeluarkan perintah eksekutif yang bertujuan memperkuat pertahanan keamanan siber negara, termasuk meningkatkan pembagian informasi antara pemerintah dan sektor swasta dan memodernisasi praktik keamanan siber pemerintah federal.

Menanggapi serangan Colonial Pipeline, pakar keamanan siber menyerukan peningkatan investasi dalam keamanan siber dan peningkatan koordinasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk melindungi infrastruktur penting dari serangan siber dengan lebih baik.

Insiden tersebut juga menyoroti meningkatnya ancaman serangan ransomware, yang semakin umum dalam beberapa tahun terakhir. Serangan ransomware melibatkan peretas yang mengenkripsi file korban dan menuntut uang tebusan sebagai ganti kunci dekripsi.

Menurut perusahaan keamanan siber SonicWall, serangan ransomware meningkat sebesar 62% pada tahun 2020, dengan permintaan tebusan rata-rata naik menjadi $170.000. Tren tersebut diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2021, dengan penjahat dunia maya menargetkan bisnis dari semua ukuran dan di semua sektor.

Serangan Colonial Pipeline berfungsi sebagai pengingat yang gamblang tentang perlunya perusahaan menangani keamanan dunia maya secara serius dan berinvestasi dalam pertahanan yang kuat untuk melindungi dari ancaman dunia maya. Ini juga menyoroti perlunya koordinasi yang lebih baik antara sektor publik dan swasta untuk merespons serangan siber dengan lebih baik dan melindungi infrastruktur penting.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *